Lukisan Kaca Nan Elok Karya Perupa Muda Dari Empat Kota

Lukisan Kaca Nan Elok Karya Perupa Muda Dari Empat Kota

KBRN-Yogyakarta, Anggapan bahwa lukisan kaca di Indonesia dianggap kuno, dibantah oleh empat perupa muda spesialis pelukis kaca yang berasal dari empat daerah di Tanah Air dengan menggelar pameran bersama di Yogyakarta.

Ke-empat perupa muda tersebut yakni, Ketut Santosa dari Bali, Hadi Koco dari Surabaya, Rina Kurniyati dari Yogyakarta dan Nugroho dari Magelang secara bersama-sama menggelar pameran lukisan kaca bertajuk “Penjinak Kaca” di Tembi Rumah Budaya Jl. Parangtritis KM 8,5 Sewon Bantul.

Kurator pameran Mikke Susanto kepada RRI menjelaskan ke empat perupa tersebut masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Kaca dalam konteks mereka berempat menjadi alat yang paling utama dalam berkarya.

Hadi Koco dari Surabaya melakukan kerja dengan teknik yang unik dengan cara mendusel cat tetapi tetap menempel di kaca. Dia adalah salah satu pelukis kaca yang memiliki ketrampilan teknik yang sangat baik untuk menggambarkan gaya realistik dengan bergambar misalnya alam benda, mulai dari manusia, tumbuhan dan hewan dengan detail-detail yang amat sangat kuat.

Yang kedua, Ketut Santosa, cucu dari pelopor seni lukis kaca Nagasepaha di Bali. Kampung Nagasepaha di Singaraja adalah salah satu basis perkembangan seni lukis kaca tradisional Bali yang sangat ternama. Ketut Santosa mengembangkan tema-tema kritik sosial yang jauh berbeda dengan perkembangan yang ada di Nagasepaha Singaraja itu sendiri.

Dia sering mendapatkan pesanan berupa poster layanan sosial, misalnya diminta untuk membuat poster waspada flu burung, pesawat yang jatuh, kemudian munculnya terorisme-terorisme yang menjadi berita hari ini di Indonesia juga dia lakukan.

Perupa yang ketiga Rina Kurniyati, pelukis yang belajar secara mandiri dengan penguasaan teknik yang detail. Karena kesukaannya terhadap sastra, puisi terutama, dan kemudian terhadap benda-benda mobil, dia gabungkan menjadi satu karya yang sangat menarik, dengan teknik blok warna.

Jadi kalau dalam karyanya bisa ribuan blok warna yang dia hasilkan dan kemudian dia padukan menjadi sebuah obyek mobil dengan cuplikan-cuplikan puisi yang ada di kanvas kacanya itu. Gaya dia super realis karena memang detailnya minta ampun, jadi kalau menggambar kilauan benda yang terdapat dimobil tampak begitu kuat, factor cahaya dia perhitungkan.

Sedangkan Nugroho seorang pelukis kaca pada gaya naturalistik. Dia melihat seni lukis kaca itu dia kembangkan dengan membuat obyek-obyek alam disekitarnya. Dia membuat misalnya kehidupan masyarakat kampung di lereng Gunung Merapii yang ditinggali, semak belukar dia ekspos dalam kacanya dengan teknik yang berbeda dengan tiga pelukis kaca sebelumnya, yakni dengan membuat coretan.

Jadi setelah kaca itu dibubuhi cat dasar, dia kupas, entah dengan pena, entah dengan paku, sehingga muncul goresan-goresan yang menghilangkan cat yang sudah dia torehkan setengah kering kemudian goresan yang catnya mengelupas itu dia tumpuk lagi dengan warna yang lain sehingga ada perpaduan-perpaduan yang sedemikian rupa membentuk gaya lukisan yang kalau di kanvas itu mudah dilakukan, tetapi kalau di kaca teknik itu menjadi sangat luar biasa sulitnya. Ada kecermatan yang sangat kuat ketika Nugroho membuat karya-karya seni lukis kacanya.

Dari ke-empat pelukis kaca muda tersebut, kita bisa melihat betapa seni lukis kaca ditangan mereka jauh melampaui pandangan apa yang terjadi selama ini didalam perkembangan seni lukis kaca tradisisonal. Maka dari itu pameran itu menjadi amat penting untuk disaksikan karena kita akan melihat betapa media yang bernama kaca layak untuk diapresiasi.

Teknik melukis kaca menggunakan teknik melukis terbalik, bagian kiri menjadi bagian kanan atau bagian depan menjadi bagian belakang. Model karya ini memiliki efek-efek warna yang terang, tahan lama dan bersih, kecuali bila terjadi kerusakan alias kaca pecah. Namun dalam perkembangan terkini, kerusakan karena pecah bisa diminimalisasi dengan penggunaan kaca film atau dengan menggunakan kaca berkualitas tinggi, kaca mobil.

Pameran lukisan kaca selama bulan Juli 2014 di Tembi Rumah Budaya Sewon Bantul Yogyakarta, menyajikan perkembangan terbaru lukisan kaca di Indonesia. Mereka adalah para penjinak kaca.

 

BUDI YULIANTO

Reporter RRI Yogyakarta

 

http://www.rri.co.id/yogyakarta/post/berita/91317/seni_budaya/lukisan_kaca_nan_elok_karya_perupa_muda_dari_empat_kota.html

Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/u845902957/domains/glasspainting-rina.com/public_html/gallery/wp-includes/class-wp-comment-query.php on line 405